Outdoor Study : Kunjungan 3 Tempat Wisata Sejarah

Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan salah satu variasi metode pembelajaran sebagai upaya untuk menghindari kebosanan yang disebabkan karena kegiatan belajar mengajar yang umumnya hanya dilakukan di dalam kelas.

Salah satu tempat yang tepat untuk pelaksanaan outdoor study adalah museum. Di dalam museum tersimpan berbagai benda peninggalan dari berbagai zaman yang dapat dipelajari oleh siswa untuk memperkaya wawasan tentang sejarah bangsa.

Untuk itu pada pada hari Rabu (10/02/2016) kemarin siswa kelas 4 (empat) MIN Kedamean dijadwalkan untuk mengunjungi 3 (tiga) tempat yaitu Museum Mpu Tantular (Sidoarjo), Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember (Surabaya), serta Monumen Kapal Selam (Surabaya).

Setelah diberikan pengarahan, rombongan peserta pembelajaran di luar kelas dengan didampingi delapan orang pembina diberangkatkan dari madrasah pada pukul 07.10 WIB dengan tujuan pertama Museum Mpu Tantular.

Rombongan tiba di lokasi pada pukul 08.25 WIB. Sebelum berkeliling area museum, siswa MIN Kedamean terlebih dahulu dikumpulkan di Gedung Majapahit untuk menerima deskripsi singkat dari pemandu museum mengenai sejarah berdirinya museum dan koleksi yang dimiliki Museum Mpu Tantular.

Museum Mpu Tantular
Rombongan MIN Kedamean berpose bersama pemandu Museum Mpu Tantular
Museum Negeri Mpu Tantular Propinsi Jawa Timur merupakan kelanjutan dari Stedelijh Historisch Museum Surabaya, yang didirikan oleh Godfried Hariowald Von Faber tahun 1933. Selanjutnya museum ini -karena bertambahnya koleksi sehingga membutuhkan area yang lebih luas- berpindah tempat beberapa kali sebelum akhirnya menempati lokasi yang sekarang di Jl. Raya Buduran, Sidoarjo.

Berdiri di atas lahan seluas 3,28 hektar Museum Mpu Tantular memiliki 11 bangunan yang terdiri atas bangunan Joglo yang terletak di bagian depan, Gedung Tata Usaha dan Ruang Kepala Museum, Gedung Perpustakaan, Gedung Pameran Tetap (Gedung Majapahit), Galeri Von Faber, Gedung Pameran Tuna Netra, Ruang kerja Koleksi, Storage, Gedung Preparasi, Laboratorium Konservasi, Gedung Bimbingan Edukasi dan Mushola. Di dalam Museum Mpu Tantular siswa dapat mengamati dan mempelajari berbagai benda dari zaman Megalitikum hingga alat-alat pada zaman teknologi modern.

Museum Mpu Tantular
Setelah tuntas mengamati dan mempelajari koleksi Museum Mpu Tantular, pada pukul 10.00 WIB rombongan bergerak menuju tempat tujuan selanjutnya yakni Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember Surabaya.

Setelah menempuh perjalanan sekira 1 (satu) jam rombongan MIN Kedamean tiba di lokasi Monumen Tugu Pahlawan yang terletak di Jalan Pahlawan Surabaya, yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.

Tugu Pahlawan
Monumen Tugu Pahlawan Surabaya
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi landmark Kota Surabaya. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo didukung para santri seluruh Jawa Timur dengan senjata sekedarnya berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.

Patung Proklamator RI Monumen Tugu Pahlawan Surabaya
Setelah berfoto di beberapa spot monumen Tugu Pahlawan, rombongan segera memasuki Museum Sepuluh Nopember yang terletak pada kedalaman 7 (tujuh) meter di bawah tanah lahan Monumen Tugu Pahlawan.

Museum 10 Nopember terdiri atas 2 (dua) lantai dan memiliki atap unik berbentuk piramida dengan puncak limas berwarna turqoise. Di dalam museum yang diresmikan pada tanggal 19 Pebruari 2000 oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid ini siswa-siswi MIN Kedamean diajak untuk merasakan kembali suasana heroik perjuangan arek-arek Suroboyo waktu itu melalui diorama statis, foto-foto, patung para pahlawan, serta koleksi berbagai senjata yang digunakan dalam pertempuran 10 Nopember 1945.

Siswa MIN Kedamean menyaksikan film dokumenter Pertempuran 10 Nopember 1945
Di dalam museum ini juga diperdengarkan melalui sebuah radio kuno pidato Bung Tomo yang berapi-api membakar semangat rakyat untuk bangkit mengangkat senjata melawan penjajah. Nuansa heroisme rakyat Surabaya pada masa itu semakin lengkap dirasakan para siswa MIN Kedamean ketika menyaksikan film dokumenter yang menceritakan pertempuran 10 Nopember 1945.

Setelah menghabiskan waktu selama hampir 2,5 jam di lokasi ke dua ini, rombongan MIN Kedamean pun beranjak menuju tujuan terakhir pada rangkaian kegiatan outdoor study kali ini yakni Monumen Kapal Selam yang terletak kurang lebih 5 km dari Monumen Tugu Pahlawan.

Monumen Kapal Selam Surabaya
Keceriaan di Kolam Renang
Hanya membutuhkan waktu sekira 15 menit untuk sampai di lokasi Monumen Kapal Selam Surabaya. Seluruh rombongan kemudian melaksanakan shalat Dhuhur dan kemudian menceburkan diri ke dalam kolam renang yang tersedia di lokasi.

Monkasel Surabaya
Satu jam kemudian, usai puas bermain di kolam renang, siswa MIN Kedamean pun memasuki Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya yang merupakan monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia karena monumen ini adalah monumen kapal selam skala penuh (bukan replika). Monumen Kapal Selam kebanggaan Indonesia ini berdiri gagah di sisi sungai Kalimas yang cantik.

monkasel
Siswa MIN Kedamean mempelajari peralatan kapal selam dan fungsinya
Di dalam Monkasel Surabaya yang secara resmi dibuka pada 15 Juli 1998 ini siswa dapat mempelajari seluruh bagian dan peralatan kapal selam sungguhan karena Monumen Kapal Selam ini adalah KRI Pasopati 410 yang sudah diistirahatkan. KRI Pasopati 410 tergabung sebagai salah satu armada TNI Angkatan Laut Republik Indonesia sejak tanggal 29 Januari 1962 dengan tugas utama untuk pengawasan perairan, melakukan penggerebekan secara diam-diam, dan menghancurkan garis musuh (anti-shipping). KRI Pasopati 410 telah mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora.

video rama
Videorama MONKASEL Surabaya
Selain mengenal seluk-beluk kapal selam, siswa juga diajak merasakan suasana ketika kapal selam beroperasi dan terlibat dalam pertempuran melalui videorama yang ditayangkan di sebuah gedung di samping KRI Pasopati 410.

Akhirnya kegiatan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) MIN Kedamean pada hari itu diakhiri dengan sholat Ashr berjamaah di musholla Monkasel. Tepat pada pukul 16.17 WIB seluruh rombongan meneruskan perjalanan untuk pulang kembali ke Kedamean, Gresik.

Klik di sini untuk melihat dokumentasi lainnya.

No comments:

Post a Comment